Assalamualaikum Wr. Wb Bapak Lukman yang hormati, Saya merasakan bisa cerdas & memiliki ilmu-ilmu yang tidak saya ketahui. Pertanyaannya: Apakah Artikelkiriman Hadi Pratama (Yoga) Fungsi: Multi fungsi , khususnya perlindungan. Cara: Baca ayat2 dibawah ini setiap magrib dan subuh: "ILLAHADRATI NABI MUSTAFA MUHAMMADIN SALLA'LLAHU 'ALAIHI WASALLAMA AL-FAATIHAH." BAHAGIANKEEMPATHendaklah ketahui akan ZIKIR PENYERAHAN NYAWA kepada Allah . Ada 4 perkara juga. Wujudnya di Alam MALAKUT. Zikirnya ALLAH 3 x . Ilmunya - ILMU YAKIN. AF'AL DIRI YANG TAJALLI. Wujudnya diAlam SAHADAH. MENEMBUS DIMENSI MA'RIFAT KETUHANAN. JUDUL ASLI:KIMIAU ASSA'ADAH PENGARANG: IMAM ALGHAZALI PENTERJEMAH:MUHAMMAD HILMAN AlHikam Pasal 257-261 Alam Mulki dan Alam Malakut June 25, 2019 Al Hikam. Pasal 257-261. Alam Mulki dan Alam Malakut. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ DzikirQolbi Ini terdiri dari sebelas praktek persiap¬an (adab). Yakni, satu, berwudhu. dia bisa menembus masuk ke dalam suatu alam yang disebut dengan alam mitsal (istilah Ibnu 'Arobi) atau alam khayal (istilah Al-Ghozali), yang diterjemahkan oleh William C Chittick dengan The Imaginal Worlds. para penghuni alam malakut terdiri atas Search Rajah Rijalul Ghoib. Menciptakan ketenangan batin Al Hikmah As Syifa- According to the introduction of Padepokan Cirebon-Banten, Ilmu Hizib THOIR (PAGAR GHAIB) is a Books & Reference app on the Android platform Agar di ziarahi orang shalih/wali ghaib dlm ghaib atau mimpi Tercapai segala keinginan Di buka mata batin Mendapatkan macam ilmu di alam ghaib Asma' RIZALUL GHOIB LA fjxl. Kompas TV religi beranda islami Minggu, 7 November 2021 1529 WIB Ilustrasi zikir dan doa. Sebuah zikir yang diajarkan oleh Rasulullah dan bisa kita amalkan sehari-hari ini bisa jadi akan menuntun kita ke surga. Sumber TribunStyle JAKARTA, - Ini merupakan zikir ringan yang bisa jadi akan menuntun Anda ke surga kelak. Sebuah zikir yang diajarkan oleh Rasulullah dan bisa diamalkan sehari-hari. Zikir ini begitu ringan, sampai-sampai Anda pun dapat melafalkannya dalam hati ketika berkendara maupun lagi repot mengerjakan kegiatan lainnya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Sayyidina Ali disebutkan, Rasulullah mendengar hal ini dari Malaikat Jibril tentang sebuah zikir yang bisa jadi akan mendatangkan kekayaan, sekaligus menjadi pengetuk pintu surga bagi yang mengamalkannya. Ali RA berkata, "Aku mendengar Jibril berkata, 'Wahai Muhammad, siapapun umatmu yang mengucapkan kalimat 'Laa ilaaha illallah, al-malikul haqqul mubiin' Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang maha benar dan nyata sebanyak 100 kali setiap hari, maka kalimat itu akan menjadi pelindungnya dari kefakiran, penghiburnya dari sepinya kubur, penyebab datangnya kekayaan dan pengetuk pintu-pintu surga." HR. Ad-Dailimi. Satu hal yang penting untuk dicatat, ketika Anda berzikir dan mengamalkannya, tidak serta-merta Anda akan langsung dan pasti masuk surga. Sebab, surga adalah hak prerogatif Allah SWT. Sebagai insan manusia, yang bisa kita lakukan hanyalah terus berbuat baik, memperbaiki ibadah, serta terus memperbanyak amalan-amalan guna mendapatkan hidayah dan rida dari Allah SWT. Nah, zikir ini adalah salah satu ikhtiar untuk memperbanyak amalan itu. Sebagai sarana dan ikhtiar untuk mengetuk pintu surga-Nya. Anda bisa mengamalkan zikir ini minimal 100 kali setiap hari. Baca Juga Membuka Pintu Rezeki Lebar-Lebar, Bacalah Zikir dan Doa Pagi Sebelum Berangkat Kerja Zikir Ringan Pengetuk Pintu Surga Zikir ringan pengetuk pintu surga Sumber priyanto Teks latin LAAILAHA ILLALLAH, ALMALIKUL HAQQUL MUBIIN Artinya “Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang maha benar dan nyata”. Semoga Allah SWT memasukkan kita ke dalam surga-Nya dan menjauhkan kita semua dari neraka yang keji. Amin. Wallahu a’lam. Sumber Kompas TV BERITA LAINNYA Oleh Prof Nasaruddin Umar"Wahai hamba-Ku, jika engkau ingin masuk ke wilayah kesakralan-Ku Haramil Qudsiyah, jangan engkau tergoda oleh alam mulk, alam malakut, dan alam jabarut, karena alam mulk adalah setan bagi orang alim, alam malakut setan bagi orang arif, dan alam jabarut setan bagi orang yang akan masuk ke alam qudsiyah.” hadis qudsi.Alam syahadah mutlak memiliki tingkatan-tingkatannya alam mulk, mitsal atau hayal, dan alam barzakh, yang keseluruhannya ternyata akrab dengan manusia. Sementara, alam malakut, yang lebih dikenal dengan alamnya para malaikat dan jin, merupakan suatu alam yang tingkat kedekatannya dengan alam puncak lebih utama daripada alam-alam alam malakut masih lebih rendah daripada alam di atasnya, seperti jabarut dan al-a’yan al-tsabitah, yang akan dibahas dalam artikel mendatang. Mulai alam mitsal sampai alam-alam di atasnya tidak bisa ditangkap pancaindra dasar atau fisik manusia karena sudah masuk wilayah alam gaib. Manusia dengan pancaindra fisiknya hanya mampu mengobservasi secara fisik alam syahadah mutlak, seperti alam mineral, alam tumbuh-tumbuhan, alam hewan, dan sebagian dari dirinya sendiri. Alquran mengisyaratkan unsur kejadian manusia ada tiga, yaitu unsur badan atau jasad jasad, unsur nyawa nafs, dan unsur roh ruh . Dalam Alquran, nyawa dan roh berbeda. Nyawa dimiliki tumbuh-tumbuhan dan binatang, tetapi unsur roh tidak dimiliki oleh keduanya, bahkan oleh seluruh makhluk Tuhan lainnya. Unsur roh inilah yang membuat para malaikat dan seluruh makhluk lainnya sujud kepada manusia Adam.Roh yang merupakan unsur ketiga manusia ini menjadi potensi amat dahsyat baginya untuk mengakses alam puncak sekalipun. Unsur ketiga inilah yang disebut sebagai ciptaan khusus khalqan akhar di dalam Alquran."Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati berasal dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh rahim. Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka, Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik." QS al-Mu’min [23] 12-14.Kata ansya’nahu khalqan akhar dalam ayat di atas, menurut para mufasir, maksudnya adalah unsur rohani setelah unsur jasad dan nyawa nafs. Hal ini sesuai dengan riwayat Ibnu Abbas yang menafsirkan kata ansya’nahu dengan ja’ala insya’ al-ruh fih, atau penciptaan roh ke dalam diri Adam. Unsur ketiga ini kemudian disebut unsur ruhani, atau lahut atau malakut, yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk biologis ketiga ini merupakan proses terakhir dan sekaligus penyempurnaan substansi manusia sebagaimana ditegaskan di dalam beberapa ayat, seperti dalam surah al-Hijr 28-29. Setelah penciptaan unsur ketiga ini selesai, para makhluk lain, termasuk para malaikat dan jin, bersujud kepada Adam dan alam raya pun ditundukkan taskhir untuknya. Unsur ketiga ini pulalah yang mendukung kapasitas manusia sebagai khalifah Tuhan di bumi QS al-Anam [6] 165 di samping sebagai hamba QS al-Zariyat [51] 56.Meskipun memiliki unsur ketiga, manusia akan tetap menjadi satu-satunya makhluk eksistensialis karena hanya makhluk ini yang bisa turun naik derajatnya di sisi Tuhan. Sekalipun manusia ciptaan terbaik ahsan taqwim/QS al-Tin [95] 4, ia tidak mustahil akan turun ke derajat paling rendah asfala safilin QS at-Tin [95] 5, bahkan bisa lebih rendah daripada binatang QS al-Araf [7] 179.Eksistensi kesempurnaan manusia dapat dicapai manakala ia mampu menyinergikan secara seimbang potensi berbagai kecerdasan yang dimilikinya. Seperti orang sering menyebutnya dengan kecerdasan unsur jasad IQ, kecerdasan nafsani EQ, dan kecerdasan rohani SQ. Tidak semua aspek manusia itu dapat dipahami secara ilmiah dan terukur oleh kekuatan pancaindra manusia. Karena memang unsur manusia memiliki unsur lapis mineral tubuh kasar sampai kepada roh unsur lahut malakut yang di-install Allah SWT sebagaimana ditegaskan lagi di dalam Alquran, \"Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh-Ku kepadanya, tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya. Lalu, para malaikat itu bersujud semuanya,” QS Shad [38] 72-73.Para penghuni alam malakut terdiri atas para jin dan malaikat, termasuk iblis. Alam ini tidak bisa diakses dengan pancaindra atau kekuatan-kekuatan fisik manusia. Alam ini hanya bisa diakses manusia jika mereka mampu menggunakan potensi lahut dan malakut yang dimilikinya. Hubungan interaktif antara para penghuni alam dimungkinkan, mengingat berbagai alam itu sama-sama ciptaan Allah sebagai makhluk utama memiliki kemampuan untuk itu karena kedahsyatan unsur ketiga tadi. Jika kita merujuk kepada pendapat Syekh Abduk Qadir Jailani yang membagi roh itu dalam empat tingkatan, makin mudah kita memahami kemungkinan itu. Menurut Syekh Abdul Qadir Jailani dalam kitabnya, Sirr al-Asrar, roh itu memiliki empat itu adalah roh jasad yang berinteraksi dengan alam mulk; roh ruhani yang berinteraksi dengan alam malakut; roh sulthani yang berinteraksi dengan alam jabarut; dan roh al-quds yang berinteraksi dengan alam lahut. Namun, perlu diingatkan di sini bahwa kita sebagai hamba tidak boleh terkecoh oleh bayangan keindahan alam-alam di atas sampai kita lengah sehingga seolah-olah pencarian kita bukan lagi tertuju kepada ridha Allah semata, melainkan sudah terkecoh oleh unsur-unsur kekeramatan. Makin tinggi tingkat pencarian seseorang, makin tinggi pula unsur pengecohnya, sebagaimana disebutkan dalam hadis qudsi di atas. Kerjakanlah semuanya dengan semata-mata karena Allah SWT. sumber pusdok republika By Mang AnasA. Tingkatan Dzikir1. Dzikir Ghoflah [ Mulut berdzikir tetapi angan angannya kemana mana ] = Makom Alam Nasut = Alam Orang Syariat = Simbol Warna Merah = Hal yang dapat dipahami baru sebatas Wujudullah [ wujud - wujud yang dohir ] , yaitu hal hal yang nampak pada wujud alam semesta Dzikir Nafs [ Angan angannya sudah ditujukan kepada Allah tetapi dirinya masih merasa wujud ] = Makom Alam Malakut = Alam Orang Tharikat = Simbol Warna Kuning = Hal yang dapat dipahami meliputi Wujudullah & Sifatullah, yaitu berupa hal hal yang nampak dari jagat raya dan kayakinan sang salik - pun mulai menguat bahwa terhadap semua yang wujud ini ada rahasia dan campur tangan Allah didalamnya lewat kekuasaan asma dan sifat - Dzikir Ruh [ Terasa seperti selalu memandang Allah, merasa yang ada hanya Dzatullah semata , ia merasa dirinya tidak lagi ada ] = Makom Alam Jabarut = Alam Orang Makrifat =Simbol Warna Putih = Hal yang dapat dipahaminya meliputi Wujudullah, Sifatullah & Dzatullah. Pada tahap ini sang salik telah sampai pada maqom " Musyahadah ", yaitu tahapan Penyaksian Eksistensi Dzat Tuhan dengan mata basyiroh [ Mata Hati ] -> Mi'raj Dzikir Siir atau dzikir Rahsa [ Merasa selalu bersama Allah ] = Maqom Alam Lahut = Alam Orang Hakekat = Simbol Warna Hitam = Hal yang dapat dipahaminya meliputi Wujudullah, Sifatullah , Dzatullah & Sirrullah. Pada maqom ini Sang salik dikembalikan kedunia dalam kondisi batinnya yang sudah diliputi oleh Nurullah dan Nur Muhammad. Ia pun ditahbiskan oleh Allah dengan gelar " Abdullah ", gelar tertinggi yang dapat dicapai oleh para peniti jalan salik. Diposisi ini sang salik tidak lagi memiliki kehendak dan keinginan yang muncul dari dirinya. Karena ia sudah dihiasai dengan sifat sifat Tuhan dan menyandang nama-Nya. Ia memandang segala sesuatu dengan cara pandang Tuhan dan ia tidak akan bertindak dan berbicara kecuali atas dasar kehendak dan perintah -Nya. Itulah kriteria dan kapasitas pribadi sang " Abdullah ", orang telah memasrahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Perhatikan urutan kalimat Tasbih, Tahmid, Tahlil dibawah ini _ yang disebut kalimah " Nur Muhammad " _ , dimana kalimat Hauqalah [ La khaula wala kuwwata illa billah ] ditempatkan sebagai puncak bacaan dzikir. سُبْحَانَ اللهِوَالْحَمْدُ للهِوَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهوَاللهُ أَكْبَرُلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ" Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar, Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung " - HR MuslimItulah bukti ilmiah bahwa maqom pasrah dan berserah diri itu merupakan maqom tertinggi yang dapat dicapai oleh Para peniti jalan salik. Catatan Maqom Mutmainnah atau Titik Khidir atau Maqom antara Alam Malakut dan Alam Jabarut = Simbol Warna HijauB. Jenis -jenis Shalat Wajib dan Sunah serta kedudukannya dalam siklus Martabat Tangga perjalanan ruhani menuju Tuhan dengan tujuh - martabat Shalat wajib dan Sunah 1. Shalat Subuh Dilaksanakan di pagi hari dilakukan sebanyak dua rakaat, kedudukan shalat ini ada pada martabat alam insan atau alam tubuh dan materi. Apabila kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat mensucikan diri kita dari kotoran nafsu Lawwamah [ nafsu - nafsu yang berasal dari tabiat hewaninyah manusia ]2. Shalat DhuhurDilaksanakan di siang hari dilakukan sebanyak empat rakaat, kedudukan shalat ini ada pada martabat alam Ajsam atau Alam Akal, ide dan kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat mensucikan diri kita dari kotoran nafsu Amarah [ Nafsu - nafsu yang berasal dari tabiat golongan Jin atau setan yang melekat didalam diri manusia ] 3. Shalat AsharDilaksanakan di sore hari dilakukan sebanyak empat rakaat, kedudukan shalat ini ada pada martabat alam Mitsal atau alam jiwa [ Qolbu ].Apabila kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat mensucikan diri kita dari kotoran nafsu Sufiyah [ tabiat hidup berlebih - lebihan dan bermegah megahan ]4. Shalat MaghribDilaksanakan pada awal pergantian siang dan malam hari, shalat ini dilakukan sebanyak tiga rakaat. Kedudukan shalat ini ada pada martabat alam kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat mengantarkan diri kita mencapai kondisi Mutmainah [ rasa tenang, damai, sejahtera dan terbebas dari segala rasa takut ].5. Shalat IsyaDilaksanakan mulai awal malam hingga ahir sepertiga malam, shalat ini dilakukan sebanyak empat rakaat. Kedudukan shalat ini ada pada alam Siir atau alam Rasha atau Martabat kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat menghantarkan diri kita mencapai maqom makrifatul Asma [ yaitu berupa limpahan karunia ilmu - ilmu rahasia dari Allah SWT ].6. Shalat TahajudDilaksanakan mulai pertengahan malam hingga menjelang tibanya waktu fajar. Shalat ini dilakukan minimal sebanyak dua rakaat dan hingga maksimal 8 rakaat. Kedudukan shalat ini ada pada martabat alam Sifat atau alam kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat menghantarkan diri kita meraih Maqom Fanafillah atau makrifat fi sifat [ Karuniai hikmah dan kebijaksanaan ] yang dalam redaksi Al Qur'an disebut dengan istilah " Maqoman Mahmudah ". 7. Shalat WitirWaktunya sama dengan shalat tahajud dan dilakukan sebagai penutup dari shalat malam. Jumlah rakaat dari shalat ini harus ganjil. Jumlah rakaat tidak dibatasi. Kedudukan shalat ini ada pada martabat Dzat atau martabat kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat menghantarkan diri kita kepada maqom " Bakabillah " [ yakni rasa nyawiji dengan Tuhan dalam asma wa sifat ].C. Gerakan shalat dan alamnya1. Berdiri = Alam Nasut -> kedudukan dzikirnya " Subkhanallah "2. Ruku = Alam Malakut -> kedudukan dzikirnya " Alhamdulillah "3. Sujud = Alam Jabarut -> kedudukan dzikirnya " La ilaha illa Allah"4. Duduk = Alam Lahut -> kedudukan dzikirnya " Allahu Akbar "5. Salam = Turun ke Alam Nasut bersama Allah = kedudukan dzikirnya " La haula wala kuwwata illa billahi 'aliyul 'adim " Allahu Akbar dibaca setiap pergantian gerak = Mikroj / Sayap Buroq atau energi untuk naik. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat memotivasi para salik untuk terus aktif dan Istiqomah dijalanTuhan. APA ITU ALAM JABARUT?Alam Jabarut merupakan kelanjutan dari alam Malakut. Kedua alam ini sama-sama di dalam alam gaib mutlak. Namun, alam Jabarut berada di atas lagi. Tidak semua penghuni alam Malakut dapat mengakses alam tersebut. Hal ini membuktikan, sesama penghuni alam Malakut tidak memiliki kapasitas yang sama di mata Allah Malakut memiliki penghuni tetap, yaitu para malaikat utama, seperti Jibril, Mikail, Israfil, dan lain-lain. Alam ini lebih dekat dengan “Maqam Puncak”, yang biasa disebut Haramil suatu pengelompokan, lapisan-lapisan alam dan maqamnya dapat dibedakan pada beberapa suatu pengelompokan, lapisan-lapisan alam dan maqamnya dapat dibedakan pada beberapa tingkatan.= Maqam Ahdah yang mencakup alam Lahut dan Martabat Dzat;= Maqam Wahdah mencakup alam Jabarut dan Martabat Sifat;= Maqam Wahidiyah mencakup Alam Wahidiyah dan Martabat al-Asma’;= Maqam Roh yang mencakup alam Malakut dan Martabat Af’al;= Maqam Insan dan alam alam Malakut merupakan tahap atau maqam ruhaniah dan taman jiwa yang hakiki serta senantiasa mempertahankan kesuciannya, alam Jabarut sudah masuk dalam wilayah Lahut atau berada dalam hamparan Ma’rifatullah, tempat seluruh elemen dan yang banyak menjadi Jabarut sudah masuk di dalam dunia rahasia Ilahi, tetapi masih tetap wilayah alam dalam arti alam gaib mutlak. Alam Jabarut sebagai bagian dari alam gaib mutlak agak sulit dijelaskan secara skematis karena sudah masuk wilayah antara alam dan Maqam ini berada di antara wilayah aktual dan wilayah potensial yang lazim disebut dengan al-A’yan al-Tsabitah akan dibahas dalam artikel mendatang.Penghuni Jabarut adalah sesuatu yang bukan Tuhan dalam level Ahadiyyah, melainkan derivasinya dalam level buku-buku tasawuf, di alam Jabarut ini berlangsung apa yang disebut sebagai Nafakh al-Ruh peniupan roh suci Allah yang kemudian mampu manghidupkan jasad. Itulah sebabnya alam Jabarut biasa juga disebut dengan alam roh. Di alam ini, kita juga mengenal adanya realitas kesamaran antara “sesuatu” dan “bukan sesuatu”. Juga kesamaran antara “alam” dan “bukan alam” serta antara “sifat” dan “asma”.Di dalam alam Jabarut terjadi proses suatu keberadaan dari keberadaan potensial ke keberadaan Jabarut adalah suatu alam yang tidak umum dijangkau oleh alam-alam sebelumnya, termasuk alam sebagai bukti, bukan hanya alam Syahadah yang mengalami tingkatan-tingkatan, tetapi alam gaib juga penghuni alam gaib tidak semuanya bisa mengakses alam Jabarut, berkenalan dengan para penghuninya, dan memahami seluk-beluk peristiwa yang terjadi di jin tidak bisa mengenal seluruh perilaku malaikat, meskipun sama-sama sebagai penghuni Malakut. Sesama malaikat pun tidak saling memahami rahasia satu sama lain. Para malaikat adalah makhluk profesional yang mengerjakan tugasnya masing-masing dan tidak saling mengganggu serta mengintervensi sebagaimana diamanatkan antara para malaikat, ada malaikat utama dan keutamaannya dilihat dari perspektif manusia yang memilah fungsi-fungsi para itu, alam Jabarut merupakan alam paling tinggi karena di atasnya sudah tidak bisa lagi disebut dengan alam dalam arti ma siwa atasnya, sudah bukan lagi alam, tetapi sudah masuk dalam wilayah Qudsiyyah. Sebagai alam paling tinggi, tentu menjadi objek cita-cita dan harapan manusia. Namun, perlu ditegaskan bahwa sebagai manusia kita tidak dituntut secara mutlak untuk memasuki alam-alam itu, namun juga tidak dilarang berupaya untuk ayat dalam Alquran yang menjelaskan martabat-martabat kehidupan spiritual manusia dan menantang manusia untuk menaiki jenjang derajat yang lebih tinggi. Alquran mencela manusia yang cenderung set back ke jenjang derajat lebih rendah asfala safilin.Kalau manusia sudah berupaya menaikkan status ke alam yang lebih tinggi, namun tidak bisa menembus batas-batas alam tersebut, tidak perlu khawatir dan tak perlu dipermasalahkan. Tugas manusia hanya sebagai hamba dan khalifah. Bagaimana menjadi hamba yang lebih baik dan bagaimana menjadi khalifah lebih sukses di muka bumi menembus batas atau menyingkap tabir/hijab lalu memasuki alam dan maqam lebih tinggi itu adalah urusan dan hak prerogatif Allah. Apakah Allah mau memberi petunjuk dan siapa yang akan diberi petunjuk untuk itu, semuanya merupa kan rahasia manusia meningkatkan martabat spiritual ke jenjang lebih tinggi ditempuh para sufi dan pengamal tarekat. Namun, substansi pendekatan mereka mempunyai benang merah yang sama, yaitu manusia selalu harus melakukan pembersihan diri tadzkiyah al-nafs melalui berbagai “exercise” riyadhah dan perjuangan batin mujahadah.Dalam Kitab Manhalus Shafi disebutkan langkah-langkah konkret yang dilakukan para salik untuk mencapai tujuan spiritualnya. Kitab ini memperkenalkan apa yang disebut dengan ilmu martabat tujuh atau ilmu martabat itu ialah - Hadratul Qudsi puncak dari tempat penyucian diri dan Unsi tempat untuk bermesraan dengan Tuhan,- Mufatahah tempat untuk membuka rahasia Ilahi,- Muwajahah tempat untuk membuka hijab zulmani lalu menggunakan energi nuraniyah,- Mujalasah sarana untuk memisahkan dan membersihkan diri dari segala macam kemusyrikan,- Muhadasah tempat untuk menyingkap rahasia melalui Dirinya,- Musyahadah menyaksikan “wajah” Tuhan melalui seluruh alam ciptaan-Nya, dan Muthala’ah menghayati keberadaan Tuhan melalui hidayah-Nya.Bagi para salik yang akan menyingkap hijab dan seterusnya melaju ke alam lebih tinggi, menurut buku ini, sangat dimungkinkan. Jika seseorang mampu melewati maqam-maqam tersebut dengan baik, dipersepsikan manusia bisa mengakses alam manapun yang ia saja tidak gampang mengakses maqam demi maqam yang berlapis-lapis itu. Peningkatan dari satu maqam ke maqam berikutnya terkadang ditempuh bertahun-tahun. Namun, tidak perlu berkecil hati karena jika Allah menghendaki, tentu tidak ada rintangan berarti bagi yang bersangkut dalam hadis tasawuf sering diungkap bahwa ada sekitar 70 ribu hijab yang menghijab manusia sehingga sulit mencapai mukasyafah penyingkapan. Namun, tidak perlu takut dan berkecil hati, karena 100 ribu hijab pun dapat ditembus jika Allah sufi mempunyai keuletan karena mempunyai tujuan bukan untuk menembus hijab itu tersingkap, tetapi bagaimana mendekatkan diri kepada Allah, tanpa target ada kalangan sufi memiliki tujuan membuka hijab atau memperoleh karamah dalam pencahariannya, boleh jadi dua-duanya tidak diperoleh. Tuhannya tidak didapat dan karamahnya pun sufi dan salik tidak jarang terkecoh karena terdekonsentrasi oleh hal-hal yang tidak substansi. Mereka terkecoh oleh sesuatu yang bersifat sekunder lalu meninggalkan urusan primer. Yang primer itu adalah Tuhan yang sekunder itu adalah kelezatan dalam beribadah, kepemilikan karamah di depan jamaah, dan semacamnya.* Banyak yang terkecoh oeh rekayasa setan. Mereka menyangka sudah bertemu dengan “Tuhan”, padahal ia adalah setan yg menyaru dan mengaku “Tuhan”. Ciri-ciri pengecohan setan itu antara lain, sifat sombong, meremehkan pelaksanaan syareat, mengabaikan Nabi Muhammad SAW sebagai penunjuk jalan yang lurusdan lain-lain.Mari kita mencari yang substansi dan yang primer tanpa harus terkecoh dengan yang nonsubstansi dan yang bersifat sekunder, agar mikraj kita Prof Dr Nasaruddin Umar About roslanTv Tarekat Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis.

dzikir menembus alam malakut